Monday, December 18, 2006

Uang Sekolah senilai Argometer Taksi

Ternyata, belajar itu bisa dari siapapun... Kuncinya hanya apakah kita mau membuka hati kita untuk menerima pelajaran itu dari siapapun, terlepas dari status atau apapun namanya itu dari orang yang mengajari kita.

Akhir minggu lalu saat hujan turun dengan deras, saya memberhentikan sebuah taksi di dekat kantor saya. Taksi "butut" dari perusahaan taksi yang tidak termasuk dalam perusahaan taksi "top 5", dengan lampu besar depan yang buram sebelah. Pengemudinya sendiri adalah seorang Bapak paruh baya dengan tampang "preman".

Setelah mengucapkan salam, saya mengucapkan tujuan saya dan permintaan untuk mampir sebentar ke kantor saya dulu untuk membawa sebuah barang. Tidak ada sedikitpun ucapan yang keluar dari Bapak tersebut, selain langsung mengarahkan mobilnya memenuhi permintaan saya tersebut.

Selesai memasukkan barang2 tersebut, taksi tersebut melaju untuk mengantarkan saya ke tujuan berikutnya. Bermula dari satu pertanyaan kecil saya, akhirnya mengalir pembicaraan yang hangat di antara kami. Pembicaraan yang begitu menyentuh dan begitu "cerah". Terbaca di balik statusnya yang "hanya" seorang supir, mempunyai kepribadian yang begitu tinggi. Walau tampangnya "preman" tetapi hatinya sangat luhur. Seorang yang mempunyai prinsip untuk tidak mencampuri prinsip orang lain, dan hanya berusaha selalu memperbaiki dirinya demi ke Taqwa an pada Sang Khalik. Seorang yang tidak ngoyo tetapi tetap berusaha keras dan juga ikhlas.

Obrolan kami malam itu begitu ringan tetapi dalam. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dalam perbincangan tersebut. Beruntungnya saya malam itu, disupiri oleh seorang "guru kehidupan" yang telah banyak makan asam garam. Beruntungnya saya malam itu, belajar dengan "uang sekolah" senilai "argometer" taksi.

1 Comments:

At 8:59 AM, Blogger Ira Lathief said...

Inspiring posting. Thx

Btw, koq blog nya udh lama ga di update lagi??

Aku link blognya mas Nanda di tempatku yah.

 

Post a Comment

<< Home